Saturday, July 31, 2010

Copet no Baka

(a little story about my life)
Kejadian ini beneran terjadi (walaupun dialognya agak sedikit direkayasa), di daerah Ciawi, kabupaten Tasikmalaya, tepatnya ini pengalaman adikku, selanjutnya kita sebut brother, bersama ibuku, mother. Cerita ini dimulai saat keduanya, brother n mother menunggangi (???) sebuah kendaraan umum jurusan Tasik-Ciawi di daerahku. Kendaraannya kita sebut aja Angdes (angkutan ndesho), dan saat itu brother n mother sedang dalam perjalanan pulang dari pasar Ciawi atau terminal Ciawi (artinya menunggangi angdes dari Ciawi yang menuju ke Tasik).

Ceritanya, mulailah sang Angdes berjalan (???) dari pasar Ciawi, saat itu di dalam kendaraan hanya ada sopir mobil, dan kedua penumpangnya (yaitu brother n mother). Saat mobil angdes melaju, brother berkata pada mother,

“Mom, aku ga ikut pulang ya, soalnya mau ke rumah temen dulu.” begitu katanya. (tentu saja bahasanya sudah direkayasa penulis).

“Ya udah, nanti mom turun duluan kalo gitu.” Jawab Mother.

Untuk lebih jelasnya, seperti ini, rumah kami tergeletak (???) diantara ciawi dan kota tasik. Artinya jika kamu menunggangi Angdes dari ciawi ke Tasik, berarti kamu bakalan lewat di depan rumah kami. Perjalanan dari terminal Ciawi ke rumah kami kurang lebih 10 menit. Sedangkan rumah teman brother, di Rajapolah, lebih jauh dari rumah kami kalau dari Ciawi, artinya mother pasti akan turun duluan dari pada brother.

Saat Angdes hampir sampai di rumah kami, kira-kira 200 meter lagi sampai di rumah kami. Naiklah seorang penumpang, yaitu seorang pemuda. Saat naik pemuda itu sibuk mengetik pesan di ponselnya (baca: sms-an). Nah, agar cerita ini mudah dimengerti, aku kasih tau aja deh, ternyata pemuda yang barusan naik itu tidak lain adalah sang copet yang menjadi pemeran utama dalam judul cerita ini.
Dan saat itu juga, mother yang penampilannya sekarang keliatan seperti seorang wanita karir, yang membawa tas kerja, memegang ponsel sambil sms-an, trus pake kaca mata, keliatannya cocok jadi sasaran empuk sang copet. (Catatan: sang copet ga tau hubungan antara brother n mother, soalnya sejak sang copet naik angdes, mereka berdua ga saling bicara dan keliatannya seperti ga saling kenal, hehhe... that’s the best part.)

Pemuda itu terus saja memainkan (???) hape nya, alias sms-an, sebenernya sih dia sedang mengirim pesan pada teman-temannya, dan memberitahu mereka bahwa ada seorang ibu2 yang bisa jadi sasaran empuk mereka hari ini. Maka dia menyuruh teman-temannya untuk bersiap-siap naik angdes tersebut. (teman-temannya berada di depan Rumah Makan Mergosari, sekitar 100 meter dari rumah kami).

Sayang sekali, karena rumah kami tergeletak (???) sebelum Mergosari, jadinya yah, mother turun lebih dulu sebelum para antek2 copet itu naik. Hehehehe... Dan sampailah angdes tersebut di depan rumah kami, lalu mother turun dari angdes, dan entah kenapa tidak say-good-bye-to-brother (ingat: brother masih terus naik angdes soalnya dia mau ke rumah temannya). Jadi sekarang di dalam andes ada 3 orang: sopir, brother dan sang copet.

Tentu saja sang pemuda (baca: copet) di angdes  merasa kecewa karena mother ternyata turun lebih dulu sebelum antek2nya naik. Dan benarlah, saat angdes lewat di rumah makan Mergosari, naiklah beberapa pemuda lagi. Tapi apa daya, mereka sudah kehilangan target, dan satu-satunya penumpang yang ada hanyalah pemuda kurus kerontang (haha.. don’t angry brother!) yang kelihatannya sangat bokek (alias kantong kering).

Saat itu brother tidak sadar kalau mereka semua adalah segerombolan copet. Jadi dia dengan nyanteinya menikmati perjalanan menuju ke rumah teman nya di rajapolah.

Karena sudah tidak punya tujuan lagi, para copet pun turun tidak jauh dari Mergosari, sungguh malang nasib mereka. Setelah mereka turun, barulah sang sopir bicara pada brother.

“Mereka tadi ntu copet, bro.. lo ga nyadar ya??” kata sang sopir. (hmm.. kata2nya terlalu lebay deh hehe..)

Dan sang sopir pun menceritakan pada brother alur sebernarnya, (yang tadi ane ceritain lo... dari awal). Baru lah brother sadar..

“wah untung mother udah turun..” bisik hati brother. “Ngga deng, justru, untung bukan gue yang jadi sasaran tuh copet, jadi duit gue di saku aman2 aja hehe..”

Sebenernya sih, hari itu, mother cuma bawa uang buat ongkos aja, di tas nya juga cuma ada kertas-kertas ga penting, hape mother juga cuma hape jadul, yang masih item putih. Tapi sebenernya yang bawa uang banyak tuh brother, dia bawa uang ratusan ribu lho di saku celananya, trus hapenya juga lumayan..  :D

Jadi sebenernya siapa sih yang Baka? Kasian tuh copet, makanya jadi copet juga harus belajar peribahasa (???). yaaa, paling tidak, tau peribahasa “don’t judge a book from it’s cover” hehehe...

Yah itulah cerita tidak penting tentang keluargaku... Buat bahasanya yang campur aduk dan mungkin terlalu baku di beberapa bagian, hontou ni gomenasai**, its the real me. Thanks for reading!

Blood n Love,
akumaYouichi

No comments:

Post a Comment