(a little story about my life)
Kejadian ini beneran terjadi (walaupun dialognya agak sedikit direkayasa), di daerah Ciawi, kabupaten Tasikmalaya, tepatnya ini pengalaman adikku, selanjutnya kita sebut brother, bersama ibuku, mother. Cerita ini dimulai saat keduanya, brother n mother menunggangi (???) sebuah kendaraan umum jurusan Tasik-Ciawi di daerahku. Kendaraannya kita sebut aja Angdes (angkutan ndesho), dan saat itu brother n mother sedang dalam perjalanan pulang dari pasar Ciawi atau terminal Ciawi (artinya menunggangi angdes dari Ciawi yang menuju ke Tasik).
Ceritanya, mulailah sang Angdes berjalan (???) dari pasar Ciawi, saat itu di dalam kendaraan hanya ada sopir mobil, dan kedua penumpangnya (yaitu brother n mother). Saat mobil angdes melaju, brother berkata pada mother,
“Mom, aku ga ikut pulang ya, soalnya mau ke rumah temen dulu.” begitu katanya. (tentu saja bahasanya sudah direkayasa penulis).
“Ya udah, nanti mom turun duluan kalo gitu.” Jawab Mother.
Untuk lebih jelasnya, seperti ini, rumah kami tergeletak (???) diantara ciawi dan kota tasik. Artinya jika kamu menunggangi Angdes dari ciawi ke Tasik, berarti kamu bakalan lewat di depan rumah kami. Perjalanan dari terminal Ciawi ke rumah kami kurang lebih 10 menit. Sedangkan rumah teman brother, di Rajapolah, lebih jauh dari rumah kami kalau dari Ciawi, artinya mother pasti akan turun duluan dari pada brother.
Saat Angdes hampir sampai di rumah kami, kira-kira 200 meter lagi sampai di rumah kami. Naiklah seorang penumpang, yaitu seorang pemuda. Saat naik pemuda itu sibuk mengetik pesan di ponselnya (baca: sms-an). Nah, agar cerita ini mudah dimengerti, aku kasih tau aja deh, ternyata pemuda yang barusan naik itu tidak lain adalah sang copet yang menjadi pemeran utama dalam judul cerita ini.
Kejadian ini beneran terjadi (walaupun dialognya agak sedikit direkayasa), di daerah Ciawi, kabupaten Tasikmalaya, tepatnya ini pengalaman adikku, selanjutnya kita sebut brother, bersama ibuku, mother. Cerita ini dimulai saat keduanya, brother n mother menunggangi (???) sebuah kendaraan umum jurusan Tasik-Ciawi di daerahku. Kendaraannya kita sebut aja Angdes (angkutan ndesho), dan saat itu brother n mother sedang dalam perjalanan pulang dari pasar Ciawi atau terminal Ciawi (artinya menunggangi angdes dari Ciawi yang menuju ke Tasik).
Ceritanya, mulailah sang Angdes berjalan (???) dari pasar Ciawi, saat itu di dalam kendaraan hanya ada sopir mobil, dan kedua penumpangnya (yaitu brother n mother). Saat mobil angdes melaju, brother berkata pada mother,
“Mom, aku ga ikut pulang ya, soalnya mau ke rumah temen dulu.” begitu katanya. (tentu saja bahasanya sudah direkayasa penulis).
“Ya udah, nanti mom turun duluan kalo gitu.” Jawab Mother.
Untuk lebih jelasnya, seperti ini, rumah kami tergeletak (???) diantara ciawi dan kota tasik. Artinya jika kamu menunggangi Angdes dari ciawi ke Tasik, berarti kamu bakalan lewat di depan rumah kami. Perjalanan dari terminal Ciawi ke rumah kami kurang lebih 10 menit. Sedangkan rumah teman brother, di Rajapolah, lebih jauh dari rumah kami kalau dari Ciawi, artinya mother pasti akan turun duluan dari pada brother.
Saat Angdes hampir sampai di rumah kami, kira-kira 200 meter lagi sampai di rumah kami. Naiklah seorang penumpang, yaitu seorang pemuda. Saat naik pemuda itu sibuk mengetik pesan di ponselnya (baca: sms-an). Nah, agar cerita ini mudah dimengerti, aku kasih tau aja deh, ternyata pemuda yang barusan naik itu tidak lain adalah sang copet yang menjadi pemeran utama dalam judul cerita ini.